Lagi, Perjalanan Bekasi - Sumbawa dengan Metode Hemat di masa pandemi Covid19

Gambar
(Pantai Kertasari - Taliwang, NTB) Lagi-lagi, saya harus balik ke Sumbawa dengan metode murah meriah di situasi pandemi covid19. Jadi sebelum saya benar-benar memutuskan metode yang menurut saya super murah di masa pandemi menurut saya, berangkat dari membuat 5 plan. Bayangkan saya sampai membuat 5 plan hanya untuk satu perjalanan, semuanya saya perhitungkan termasuk ongkos pipis WC umum yang tydack gratis itu huhu. Bulan Novermber 2020 lalu saya ceritanya pulang ke Bekasi untuk urusan kesehatan mental (asik biar keren aja gitu), setelah 3 bulan lumutan di rumah karena saya memutuskan mengisolasi mandiri atas inisiatif sendiri tidak ingin bertemu teman karena bokek melanda tiap kali pulkam eh pulkot (pulang kota) deh kata user magang saya.     Akhirnya, setelah puas drakoran sampai dilanda flu tidak berkesudahan saya pun memutuskan untuk kembali ke Sumbawa dengan alasan harus menyusun tugas akhir. Setelah sebulan pusing mikirin biaya balik, sampai harus irit setengah mati. Akh...

Hitchhiking ke Wisata Pegunungan Mantar ala Mahasiswa UTS

Beberapa daerah di Indonesia punya pesona alam "Negeri di Atas Awan" diantaranya ada Dataran Tinggi Dieng, Desa Wae Rebo di NTT, Puncak B29 di Lumajang dan lainnya.

Sudah saatnya travelers menyisiri dataran Pulau Sumbawa yang punya banyak wisata pantai dan pegunungannya. Dan ya! Sumbawa Barat di Nusa Tenggara Barat juga punya pesona wisata Negeri di Atas Awan yang nggak kalah keren dari daerah lain. Kalian tahu film "Serdadu Kumbang"? yups syutingnya di Mantar lhooo.

Kali ini aku bakal sharing pengalaman jalan-jalan ke Mantar edisi Hitchhiking alias Nebeng Mobil Orang kita nyebutnya Ngompreng atau NgeBM.

(Ini Track dari Asrama Kampus ke Mantar)

Perjalanannya sekitar 124km, jujur karena pertama kali ngompreng di Sumbawa dengan jarak yang lumayan jauh aku nggak menyiapkan barang-barang urgent seperti Jaket, Obat-obatan, dan Snack benar-benar berangkat dalam keadaan buta. Aku berangkatnya juga berkelompok kami gabungan dari tim asrama laki-laki dan tim asrama perempuan. Kita berangkat pada saat itu liburan kuliah tapi sebagian besar anak UTS (Universitas Teknologi Sumbawa) nggak pulkam dan memilih lumutan di asrama haha.

At the first, kami nih kloter ngompreng terbanyak menurutku sampai kita bagi 2 kelompok. Kelompok A dan kelompok B dibagi rata komposisi laki-laki dan perempuan. Kami jalan keluar dari Asrama Kampus UTS ke Batu Alang (Jl Raya Sumbawa - Lunyuk) jaraknya 3,3 km. Baru disana kami berhenti pinggir jalan dan mengandalkan jempol untuk berhentiin mobil entah truk/pick up (orang Sumbawa nyebutnya L300 nama merk). Dan kami dapat pick up yang ada muatannya sedikit, kami numpang sampai pertigaan By Pass Sering.

Di By Pass Sering, baru kami berpisah secara kelompok A dan kelompok B. Kelompok A dapat truk besar duluan dan kabarnya truk itu menuju Taliwang (beruntung banget kan) nggak perlu diturunin di pinggir jalan untuk cari omprengan lain. Dan kelompokku (kelompok B) kami dapat truk juga sayangnya kami harus turun di Alas, di Alas sedikit susah kami dapat tumpangan jadinya harus berjalan lumayan jauh karena tidak ada mobil yang mau angkut kami.

(Kelompok A lagi ngejar Truk)

Akhirnya kami dapat satu pick up tapi cuma naik sekitar 15 menit kami harus diturunkan karena tujuan nya berbeda, tapi nggakpapa makasih paman. Akhirnya kami dapat pick up lagi tujuan Taliwang, artinya searah dengan lokasi yang kami tuju.

(Akhirnya, wajah-wajah lega dapat omprengan)

Oke, ada papan tulisan besar "MANTAR" dengan off road 6km. Artinya kami jalan kaki, diluar expect kami. Kami harus mendaki jalan kaki, sudah setengah perjalanan kami mendaki dan rasanya mustahil ada mobil lewat. Tapi, keberuntungan berpihak pada kami ada mobil ranger yang melintas dan otomatis berhenti menawarkan angkutan. Guys, usut punya usut mobil itutuh nyewa haha dan kami dengan muka polosnya hanya berkata "Makasih Paman" nggak ngulang lagi deh. FYI, ada layanan jasa angkut penumpang ke wisata mantar dan biayanya cukup 20 ribu aja sudah PP tinggal janjian mau dijemout jam berapa.

Jalan menuju puncak tuh ada 3 tahapan, Tahapan 1 jalannya mulus banget sudah diaspal, tahapan kedua mulai kasar jalannya tekstur dan kontur tanah yang landai membuat aspal pada retak gitu bahkan ada besi-besi aspal yang nganga, tahap ke 3 ini tahap jalanan terekstrim bayangkan jalannya tanah berbatu dan kontur tanahnya aku benar-benar nggak ngerti cara deskripsiinnya ngebayangin nasib gimana kalau sampai jungkir balik ke jurang nih mobil.

Finally, kita sampai dengan selamat. Ketemu kelompok A yang sudah sampai lebih dulu sedang menikmati pemandangan. Setelah berpeluh dan rasanya mau lambaikan tangan.

(Mantar Aerial View)
(Pegunungan Mantar)

(Lagi mode berkabut di pagi hari)

(Muka lelah tapi tetap happy)

Asique banget kan guys? haha. Kalau mau naik ke Mantar aku saranin buat beli bahan makan dan minum dibawah puncak saja ya biar lebih murah. Dan kami bermalam di Mantar asli dingin sekali, rugi kalau tidak bawa perlengkapan untuk menghangatkan tubuh. Kamar mandi belum beroperasi dengan maksimal ada kamar mandi tapi tidak ada air (yaaa kalian tebak kami buang air dimana). Menumpang di rumah warga? why not kami yang perempuan numpang ambil air bersih untuk wudhu dan sholat.

Suasananya benar-benar hening, saking dinginnya kami sampai tidak bisa tidur. Alhasil harus siap dengan keisengan sampai shubuh mulai dari anjing menggonggong saut-sautan, suara kuda yang dilepas, sampai suara sapi makan rumput, semua binatang itu tidak ada yang kelihatan guys karena gelap dan kondisinya berkabut sekali. Suasana horor mencekam, gelap. Malam terasa panjang tapi syukur dapat aku lalui dengan tenang sampai matahari terbit.

(Wajah happy setelah melalui malam yang mencekam)

Pulangnya gimana? jangan tanya pokoknya lebih beruntung tapi apes juga si. Kami harus turun gunug jalan kaki dan dapat truk sekali naik sampai Sumbawa yeay!. Itu dulu catatan perjalananku ke Negeri di Atas Awannya Sumbawa. Kalian tahu nggak? Mantar itu pernah jadi tempat dilaksanakannya event Festival Pesona Mantar dalam rangkaian Festival  Pesona Tambora 2017. Warga Mantar kalau cerita bagian itu bangga banget katanya ada Orang Jepang, Australi yang nongki main-main layangan haha.

Aku tunggu kamu ke Sumbawa ya! buat kamu pelancong dari luar pulau Sumbawa, jangan khawatir Mantar berdekatan dengan Pelabuhan Poto Tano jaraknya 16km terhitung off road ke Mantarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa yang Cita-citanya Mau Jadi Petani?

Nekat! Trip dari Jakarta ke Sumbawa NTB cuma 500 ribu percaya nggak?!

Iseng, Ikut Layanan Eazy Passport dari Direktorat Jenderal Imigrasi di Sumbawa