Lagi, Perjalanan Bekasi - Sumbawa dengan Metode Hemat di masa pandemi Covid19

Gambar
(Pantai Kertasari - Taliwang, NTB) Lagi-lagi, saya harus balik ke Sumbawa dengan metode murah meriah di situasi pandemi covid19. Jadi sebelum saya benar-benar memutuskan metode yang menurut saya super murah di masa pandemi menurut saya, berangkat dari membuat 5 plan. Bayangkan saya sampai membuat 5 plan hanya untuk satu perjalanan, semuanya saya perhitungkan termasuk ongkos pipis WC umum yang tydack gratis itu huhu. Bulan Novermber 2020 lalu saya ceritanya pulang ke Bekasi untuk urusan kesehatan mental (asik biar keren aja gitu), setelah 3 bulan lumutan di rumah karena saya memutuskan mengisolasi mandiri atas inisiatif sendiri tidak ingin bertemu teman karena bokek melanda tiap kali pulkam eh pulkot (pulang kota) deh kata user magang saya.     Akhirnya, setelah puas drakoran sampai dilanda flu tidak berkesudahan saya pun memutuskan untuk kembali ke Sumbawa dengan alasan harus menyusun tugas akhir. Setelah sebulan pusing mikirin biaya balik, sampai harus irit setengah mati. Akh...

10 Alasan: Aku Bangga Jadi Bagian Keluarga FIKOM UTS!

(In frame: Yasmine @Galeri Nasional)

Dear Maba UTS (Mahasiswa Baru Universitas Teknologi Sumbawa) kamu yang nyasar ke artikel ini bisa jadi sedang dilanda bingung milih prodi di UTS kan? Apalagi kamu yang nggak keterima di PTN (oops hehe sama saya juga). Atau kamu adalah salah satu mahasiswa tua? Atau kita seangkatan? Salam dari saya Maba Fikom 2017, nggak terasa sekarang kita sudah mencapai semester tua (7, rasanya baru kemarin haha hihi di semester 1) belum ambil skripsi, belum ikut kelas Public Speaking, dan masih banyak yang belum dilaksanain.

Baiklah, sedikit spoiler untuk menguatkan kamu yang memilih program studi Ilmu Komunikasi di UTS. 10 Alasan ini dijamin bikin kamu bangga jadi bagian keluarga Fikom;

1.       Kuliah di Fikom Tersantuy se-UTS Raya

(Orang-orang masih ada ujian, kita dah liburan
in frame: Kenawa Squad 2018)

Kalimat ini bukan keluar dari jari-jariku saja ya, Maba Fikom 2019 dan 2020 pun mengakui hal tersebut. Meski begitu, kalimat ini lebih sering keluar dari mulut mahasiswa Non-Fikom haha. Satuy dalam segi apa ya? Mulai dari dosen, masalah nilai IPS & IPK, fashion style, tugas, teman, dan ujian. Kenapa gitu ya? Kita jabarin lagi.

2.       Dosen Fikom is Santuy-able dan Keren Abiz

(Source Images: http://fikom.uts.ac.id/)

Percaya nggak? Kalau di kampus lain belum tentu kamu bisa kenal Dekan dan Kaprodi, tapi di Fikom kamu dapat menemui mereka setiap hari bahkan mereka inget nama kamu (nah ini harus hati-hati). Sambut Dekan Fikom kita Pak Aka daaaan Kaprodi Ilkom kita Pak Apriadi. Meski di ruang Dekanat beliau sering ngerjain mahasiswa dengan segudang pertanyaan yang bikin pening, beda rasanya kalau nonkrong atau acara diluar kampus beliau lawak banget tapi garing abiz lawakannya haha (maap pak). 
(Nongki sama Dosen bahas yang pasti-pasti aja)

Dosen Matkul gimana? Lebih kece lagi guys, semua dosen Fikom enak diajak diskusi termasuk pandangan terhadap masalah sosial. Intinya satu “kamu harus paham cara main mereka” itu salah satu tips “Bertahan Hidup di Fikom”. Ada dosen yang apa-apa harus upload tugas ke sosmed atau via email, ada yang cuma kasih tugas next pertemuan nggak dibahas lagi padahal ngerjain tugasnya udah pakai Teknik Roro Jongrang.

3.       Tempat Kamu Bebas Berekspresi

(Kuliah di UTS, pakai Topinya UB)

Dari yang sebar ketat sampai yang serba longgar, dari yang kebuka sampai yang ketutup, dari yang paling kece sampai yang paling jadul, dari yang stylish sampai yang penting pakai baju semuanya ada di Fikom.

Ngampus pakai sendal swallow, baju enggak disetrika, 3 hari pakai baju yang sama, kekampus rasa ke pengajian serba gamis atau ke kampus pakai sarung? Ada. Nggak ada yang negur, kamu bebas pakai baju apa saja yang penting kamu nyaman. Tapi inget tips “Bertahan Hidup di Fikom” untuk laki-laki kamu harus pakai yang berkerah yes! Biar tambah gamtenk.

4.       Fikom Wadah Kamu Mengasah Skill dan Kreativitas

(Avengers VS Ajengers
nggakpapa noob yang penting pernah nyoba)

Hobby Fotografi, Videografi, Desain Grafis, Nulis, Bikin Puisi, Nyanyi, Teater, Nari, sampai hobby ngomong didepan semuanya akan tersalurkan di Fikom! Percaya deh. Karena mostly tugas-tugas Fikom tuh bukan cuma chritical thinking lebih kepada praktek lapangan untuk pengembangan skill (minat dan bakat) kamu. Kalau di Fikom kamu merasa kurang puas, kamu bisa merambah di UKM tingkat Mahasiswa (sejenis ekstrakulikuler kalau di SMA mah) ada UKM Cine Club, Photography Club, Jurnalistik, Penulisan Ilmiah.

(Di belakang layar susah, di depan layar sama susahnya ternyata)

Kamu cuma jago ngomong di depan? Dapat aku pastikan kamu bakalan sering jadi MC, Pembawa Acara, Orang yang paling diandalkan buat on cam, Latihan jadi penyiar atau ngisi podcast (tenang banyak link menuju Roma wkwk). Kamu juga bisa berkompetisi seperti Duta Mahasiswa, Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) UTS / Fakultas, Ikut lomba Debat Bahasa Indonesia / Bahasa Inggris, dan masih banyak lagi kegiatan dan kompetisi yang dijamin ngasah skill.

5.       Teman Ngampus + Nongkrong yang Asique

(Semester 1 emang the best! @Top of Olat Maras)

Sebelum dilanda kepusingan semester 6 – 8, aku sarankan kalian untuk sering-sering main sama teman sekelas. Solidaritas teman sekelas di Fikom itu nggak usah ditanya lagi, udah paten. Waktu aku semester 1 teman-temanku yang asli orang Sumbawa sering ngajak jalan-jalan kami sekelas ke Pantai atau sekedar nongkrong di rumah teman dan masak-masak jadi agenda kami sebelum dan sesudah ujian semester.

(Yang penting makan)

Paket lengkap, kalian punya teman-teman yang bikin semangat nugas (apalagi nugasnya di Telkom bareng-bareng) teman yang bisa diajak diskusi sampai kena apes harus bantu mereka menambahkan selembar tulisan (hahah momen keren sih).

6.       Di Fikom Gabut: Kesempatan untuk Menemukan Jati Diri

(Ikut Volunteer Literasi - Tambawa @Desa Pernek)

Kalian pasti sering bingungkan banyak banget hobby dan ilmu baru yang mau dipelajari sampai bingung, dan karena seringnya kelas kosong kalian milih pelarian ikut UKM dan Organisasi yang bejibun. Aku punya teman sekelas dia ikut 8 UKM aktif semua dan dia megang jabatan lumayan urgent di dalam kelas dia bukan siapa-siapa tapi di organisasi dia jadi punya banyak teman dan kenalan.

(Dapet banyak kenalan dari Fakultas Sebelah)

Akibat mau mempelajari semua skill kalian malah keteteran, tugas kampus kelewatan, kuliah skip, jam tidur berantakan. Tapi, jangan khawatir! Nikmatin proses kamu. Ditengah atau penghujung jalan nanti kamu bakal sadar apa yang kamu mau lakukan di masa depan.

7.       Organisasi adalah Tempat Pelarian Paling Anti-mainstream

(In frame: Staf HMJ ILKOM UTS)

Seperti yang aku bilang, kemungkinan semester awal kamu sedikit gabut karena kamu bukan priorotas dosen. Kamu bisa melampiaskan semua kegabutan itu dengan join UKM / BEM U/ BEM F/ DPM/ HMJ, di Fikom ada organisasi apa aja? Ada BEM FIKOM, DPM FIKOM, HMJ ILKOM UTS. Ada juga UKM basis Fikom tingkat Univ kayak UKM Cine Club (yang megang anak-anak Fikom).

Di kelas mungkin kamu merasa bukan apa-apa, atau di fakultas kamu nggak bisa ngembangin skill karena keahliannya satu rumpun semua. Maka, join organisasi lintas jurusan adalah solusinya! kamu bakal lebih dipandang dan disegani karena skill yang kamu punya. Kayak motret nggak semua orang bisa bahkan ada yang megang kamera aja nggak ngerti caranya (nyindir). Dan karena kamu anak Komunikasi udah pasti orang non-Fikom akan membebankan tugas-tugas kreatif ke kamu.

8.       Kamu dituntut untuk mengeluarkan Ide paling Gila!

(Main Congklak Sama Si Bule Zach, Lila, & Marlon
Zach isinternship student in UTS
di kegiatan Fikom english club)

Ya, gimana nggak gila coba dapat tugas Metode Penelitian Sosial temanku malah meneliti dampak jalanan rusak kampus terhadap mahasiswa (hmm) kan nggak ada hubungannya sama Fikom dosen pengampu sampai bingung dan kesal haha. Fikom adalah forum paling menyenangkan, debat sampai suara menggema sekelas tapi ujung-ujungnya tetap ketawa. Meski banyak debatnya, beda pemikiran, beda paradigma, kita tetap harus saling memberi ruang dan menghargai pendapat. Sejauh ini aku belum nemu manusia saklek di Fikom, kita belajar untuk open minded.

(Nggakpapa ngawur yang penting debatsssz)

9.       Mata Kuliah Kece di Fikom UTS

(In frame: Fathan yang tidak suka di-Paparazi-in)

Aku punya beberapa list mata kuliah kesukaanku, faktor utamanya ya karena dosennya asique.

·         Kelas Fotografi 1 & 2 (DP: Pak Aka) sering praktek pakai kamera,

·         Kelas Jurnalistik (DP: Bu Mila) sering praktek lapangan Jurnalistik jadinya seru,

·         Media Gender & Identity (DP: Pak Ory) diskusi paling hangat ada di kelas ini karena masalah sosial paling sensitif yang dibahas,

·         Kelas Public Speaking / Writing (DP: Pak Dedy) meski jarang masuk beliau menjelaskan materi dengan sangat ringan dan mudah dikonsumsi,

·         Kelas Desain Grafis 1 & 2 (DP: Pak Aka) enak praktek ke Lab TI dan pak Aka menjelaskan dari yang paling dasar,

·         Kelas Perfilman Dokumenter (DP: Mas Anton) selain teknis beliau menjelaskan proses pembuatan film secara keseluruhan mulai dari Teori sampai Praktek.

·         Kelas Komunikasi Lintas Budaya (DP: Pak Alfi) udah ganteng pinter pula adalah definisi dari Pak Alfi, cara beliau menjelaskan kasus / materi sangat ringan dan penuh pengetahuan baru tercermin kalau beliau banyak baca buku.

 

10. Fikom = Take home 

(In frame: Yasmine lagi candid)

Kalian harus kuat-kuat dengan predikat “Take home” , take home adalah kondisi dimana ujian bisa dibawa kerumah / dikerjakan diluar kelas. Take home membagi kalian menjadi 2 kondisi terpuji dan ternistakan.

Fakultas lain sering menyepelekan Fikom yang apa-apa serba take home, kata mereka “Enak ya Fikom, Ujiannya Take home”. Kita yang tahu betapa menderitanya ngerjain ujian take home pasti sangat menjengkelkan dapat kalimat seperti itu. Di otak mereka take home itu sama dengan membawa kertas ujian ke rumah. Nyatanya take home Fikom harus dikerjakan berbulan-bulan, sekalinya tugas paper tentang penelitian yang harus digarap minimal seminggu sebelum ujian (walaupun dikasih waktunya sebulan si hehe). Take home Fikom bukan pakai kertas bos tapi pakai Kamera, Edit, Desain, Kerja Kelompok (walaupun yang ngerjain satu orang), turun lapangan berkali-kali, gagal? Take ulang, revisi dan lain-lain.

(Tugas Jurnalistik branding Organisasi
yang kerja 3 orang yang lain ngeliatin wkwk)

Kami berharap mengerjakan ujian dengan pulpen dan kertas tertekan dalam beberapa menit selesai lalu pulang dan melupakan ujian, nyatanya meski take home kita musti datang ke kampus untuk tanda tangan kertas ujian (yaaa menyebalkan) dan nggak boleh telat. Tapi, jujur kami menikmati proses tugas take home yang membuat kami saling erat antar kelompok. Jadi kalian mahasiswa Non-Fikom “Tolong jangan pandang rendah ujian take home, ini lebih susah dari ngisi ujian asal-asalan sampai 3 paragraf yang isinya omong kosong doang” hehe.

(Join kelas dulu, jangan skip ya!)

Baiklah, selamat datang di Kampus Elang Muda Maba Fikom. Aku harap kalian betah dan menemukan jati diri disini (di kaki bukit Olat Maras). Fikom ! Fikom ! Fikom Juara!.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa yang Cita-citanya Mau Jadi Petani?

Pengalaman Mendidik Anak dengan Gangguan Speech Delay