Lagi, Perjalanan Bekasi - Sumbawa dengan Metode Hemat di masa pandemi Covid19

Gambar
(Pantai Kertasari - Taliwang, NTB) Lagi-lagi, saya harus balik ke Sumbawa dengan metode murah meriah di situasi pandemi covid19. Jadi sebelum saya benar-benar memutuskan metode yang menurut saya super murah di masa pandemi menurut saya, berangkat dari membuat 5 plan. Bayangkan saya sampai membuat 5 plan hanya untuk satu perjalanan, semuanya saya perhitungkan termasuk ongkos pipis WC umum yang tydack gratis itu huhu. Bulan Novermber 2020 lalu saya ceritanya pulang ke Bekasi untuk urusan kesehatan mental (asik biar keren aja gitu), setelah 3 bulan lumutan di rumah karena saya memutuskan mengisolasi mandiri atas inisiatif sendiri tidak ingin bertemu teman karena bokek melanda tiap kali pulkam eh pulkot (pulang kota) deh kata user magang saya.     Akhirnya, setelah puas drakoran sampai dilanda flu tidak berkesudahan saya pun memutuskan untuk kembali ke Sumbawa dengan alasan harus menyusun tugas akhir. Setelah sebulan pusing mikirin biaya balik, sampai harus irit setengah mati. Akh...

Liburan ke Pantai Kertasari ala The Three Musketeers

(The Three Muskeeter versi Sumbawa)

    Ide liburan semester ala mahasiswa dhuafa ini tercetus dari 3 otak penghuni kostan yang jenuh dan butuh liburan indie. Aku Bersama 2 sahabatku panggil saja Lana dan Ammar, kami memutuskan untuk berlibur ke pantai Kertasari di Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB (tentunya).

Siapa sangka rasa jenuh membawa kami mendarat di Pantai berpasir krim ini, bermodal nekat dan “yang penting keluar dari kostan”. Fun Fact (biar kayak artis gitu) kami merencanakan ini dari jauh hari di waktu ujian semester, berhubung kami mahasiswa miskin bercokol di otak kami untuk mencari uang sebelum berangkat liburan. Munculah ide jualan rujak cireng yang kami jual di event food festival pada acara Communication Festival 2019.

(Sold out dalam sekejap!
Pict by: Ammar)

Hari pun tiba, kami berangkat pukul 07.00 WITA (pagi). Tujuan awal kami adalah Mataram baru pulangnya ke Taliwang (Panjang ceritanya nanti ajadeh ya di tulisan berikutnya hehe). Seperti biasa hanya dengan modal jempol dan lambai-lambai berhentiin orang menghantarkan kami sampai ke Mataram.

Start dari Pelabuhan Poto Tano kami bertemu mobil mini berisi keluarga yang ramah bersedia mengangkut kami karena searah (tujuan mereka ke Jereweh). Seperti biasa didalam mobil dengan keluarga yang ramah, saya selaku makhluk paling setia melajang selalu jadi bahan perjodohan (candaan jika si pemilik mobil memiliki anak laki-laki) Ammar dan Lana tentu makin semangat menjadikan saya umpan (terima kasih sahabat).

Akhirnya sampai di Terminal Taliwang, disana kami dijemput oleh bidadari Taliwang sebut saja Husnul (si kembang desa). Kami menginap selama 3 malam, dan hari kedua diajak oleh tour guide lokal (Husnul hehe) pergi ke Pantai Kertasari yeay!.

Sepanjang jalan bibir pantai kami teriak dan terpesona oleh lekukan Pantai Kertasari. Batu karang, pasir pantai, air laut yang biru dan jernih, langit yang cerah sangat mendukung perjalanan kami hari itu.

Jalan ke Pantai cukup mulus beraspal, melewati perumahan warga desa. Sepanjang jalan hidung akan disapa oleh aroma rumput laut, dan bau yang anyir-anyir meski begitu menandakan kita sudah hampir sampai di Pantai Kertasari.

(nggak kalah sama pantai-pantai di Bali kok!)

Pantai ini dapat dikatakan cukup bersih, banyak gubuk-gubuk penjual makanan yang hanya buka dihari libur atau weekend berhubung kami pada saat itu datang di hari selasa maka dapat dipastikan pantai sepi dan tidak ada penjual makanan. Sepertinya mendatangi pantai di hari kerja adalah rekomendasi yang harus diaminkan.

(Pasirnya unik ges, butiran bulat-bulat besar kalian harus kesini!)

Ya, buat kalian yang jenuh dan butuh liburan indie Pantai Kertasari kami ajukan sebagai rekomendasi. jangan lupa pakai sunblock dan body lotion ya! kecuali kamu memang mau berkulit eksotis (seperti saya hehe).

(Foto bareng bidadari Taliwang (kerudung navy))

Bayangkan! bayangkan aja dulu. Kalian duduk di pinggir pantai sambil putar lagu Payung Teduh - Sisa sisa Kebahagiaan. Bayangin kaki telanjang kalian berlarian lomba lari dengan ombak, panas matahari kalian lawan, debur ombak yang menenangkan. Bayangkan kalian duduk disana sambil menikmati sebungkus jajanan, memandangi bule - bule Australi sedang surfing. Bayangkan kalian bermain pasir membangun istana dan menghancurkannya seketika, atau menulis nama orang-orang terkasih diatas pasir menggunakan ranting atau karang yang terdampar.

(Semoga kalian bisa sampai ketempat ini, aamiin!)

Untuk kalian yang masih terperangkap didalam rumah dan belum berani keluar dari zona nyaman, percayalah kalian pasti akan menginjak tempat-tempat yang ingin kalian kunjungi (pasti). Seperti The Three Musketeer versi Sumbawa yang berani keluar dari Kostan tanpa tahu ada apa yang menunggu di depan.

Terima kasih Ammar & Lana, untuk hari-hari penuh kebahagiaan dan sedikit kekacauan. Semoga kalian bahagia selalu.

(Sebenarnya aku sudah pernah berkunjung ke Pantai ini
dengan teman se fakultas di semester 1)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa yang Cita-citanya Mau Jadi Petani?

Pengalaman Mendidik Anak dengan Gangguan Speech Delay